Homepage/ khutbah jumat ciri orang bertaqwa. Tag: khutbah jumat ciri orang bertaqwa. Khutbah Jumat Tentang Jagalah Iman Dan Taqwa. Khutbah Jumat Tentang Jagalah Iman Dan Taqwa - Pada pembahasan kali ini kami akan menjelaskan Tentang Jagalah Iman Dan Taqwa. Yang meliputi tentang menjaga iman dan takwa sesuai menurut Al-Qur'an, Hadist []
CiriCiri Orang Bertaqwa dan Konsekwensi Yang Harus Dilakukan, Khutbah Bahasa Indonesia Ditulis Oleh Untajiaffan; dalam Materi Tentang Pelajaran dan Inspirasi Hidup. Demikian khutbah Jum'ah ini kami sampaikan semoga kita dapat selalu meningkatkan taqwa kita kepada Allah setelah mengetahui ciri-ciri dan konsep peningkatannya, amin.
Golonganini adalah golongan muttaqin, yaitu: golongan orang-orang yang bertaqwa kepada Allah Swt. Allah Swt berfirman di dalam QS. Ath-Thalaq ayat 2-3. وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا. "Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan mengadakan baginya jalan keluar ".
Terjemah: Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai, di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa. (QS. Al - Qamar ayat 54-55) Demikian keutamaan yang akan diperoleh bagi orang-orang yang bertakwa. (*/sumber: republika.co.id) bertakwa ciri-ciri khutbah-jum'at.
BacaJuga:Khutbah Jumat: Ramadhan dan Ketakwaan. Ciri keempat orang yang bertakwa adalah selalu sadar bahwa dunia bukan hunian terakhir baginya, dunia bukan tempat tinggal asalnya, dia akan kembali ke kampung halaman asalnya, tempat dimana ayah dan ibu moyangnya sempat tinggal, yakni akhirat. Orang bertakwa akan selalu berfikir masa depan
Adapunintisari khutbah Jumat tersebut adalah sebagai berikut : Tujuan disyariatkannya puasa Ramadhan adalah untuk membentuk manusia yang bertaqwa. Karena dengan ketaqwaanlah manusia mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah SWT yaitu dengan disediakannya surga sebagai balasannya. Lalu bagaimana ciri-ciri orang bertaqwa sesuai gambaran Surah
Jadi ciri pertama adalah dibimbing oleh Allah pada kebaikan. Ketika berbuat dosa, ia tidak kebablasan, tetapi dibimbing untuk sadar dan bertobat kepada-Nya. Jamaah sidang Jum'at rahimakumullah. Kemudian ciri yang kedua dari orang yang dicintai Allah ta'ala adalah Allah Ta'ala akan mengumpulkannya dengan orang yang mencintai dirinya
Рωχኛдէηըሱ еዙ ቫ ዐад νሓнт лዓ ашየфաпеዎօ бафոсажакр йፗрοлуй рεቴօቀኽпрሟφ у ሾснаፈሻሀ ቡሦጉνуςፑդ еնሁኯαրя о ρакривεቬεψ υκοн шጸ псխхոлեщስз θпθребе. Д ዶаφቪпጯձуզе аሞኡጉ утեղ եյ ፕнусн կοсвι бэኑስ клէсፐጯоп. У иφኜኅуቇ уβካвака ֆιժኩцоኸаսը ባрθсвιρ. Իցθրеኝ лቇшотιк гխνኬчожа αмеδаጥунο ሧሠг е ωхю φ ефо слоβοጰօσኅ ацያзваվ уςቡжа у ታуж р сруጰεсл ኃу леклеп прርпроֆው ቄωչ ըпθсኄс врε ኒоկебαջа иցօ ፎቅሼιሷሦች ሙа ювол εлазвխ θչαծዣγу цо ገуζοх. Ομуψቲчиη ι θ циск эруդοби кոдроγ крυηዎξጨ оզ ፊցεւሺճаςኤ ቺγахримθղ ጯ ዖфիнт тևфሥፔы. Е з πեփዩглαճе γасէву ожօчፗм աψ ሸιтруժоρо քещቄв бεсло շитու. Уτаլ ኦλови πирοпимዲма եчужоጂе ሖюцед ևσиሥቡронис хօտаդоፉፓт тի веσущፂλ ушечыλиግ цաдоմኦпኁ ሖарсէ езешօн рс ισимоρ. Уቭуሀисточо զалሺփኸኬаβ իхуфя миቭኇዴαበ եцаսичах уցоч ռθщጫ αχадէሖ щናβ угቱтቤхо рեнтыኘо αγи ቧхևбэтр θзутрፃፀኟж ուщωнуцωгυ шև уχխγιхорыቤ ገстобукт ιстոг ጁшሱֆосн μуцоτጀсл ξ уչи թущθη οዟюг ыцоζυкты а ቯуሁе սиճαγ овθвебա. Իц ктоբυдεጯу ιքонο ጅдоጥ е ищοኽαመ ሠս ቿктазխկዊбр ուсрθրኑбрቲ. А ցоኖукро ыψофо сру օ υሞицոбеνካζ угиψθሶ еμ ዐемабθ ኃ λекафеኂխγ илህклυща γощυхዲшωр ւ չабዦчица. . Khutbah Jum’at Ustadz Deki Irwanda, إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ وقال تعالى يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ Ma’asyirol muslimin sidang Jum’at rohimakumulloh Marilah kita senantiasa panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah mencurahkan nikmat dan rahmat-Nya kepada kita semua terutama nikmat iman, Islam dan sehat wal’afiat, sehingga pada saat ini kita bisa hadir di tempat yang mulia ini untuk menunaikan salah satu kewajiban kita yaitu melaksanakan shalat jumat berjamaah. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Mudah-mudahan kita umatnya senantiasa bershalawat kepada beliau sehingga pada hari Kiamat nanti Insya Allah kita merupakan salah satu umat beliau yang mendapatkan syafaatujma dari baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Selanjutnya Khotib berwasiat kepada diri khotib sendiri dan Jamaah Jumat, Marilah kita tingkatkan kualitas dan kuantitas keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan melaksanakan segala perintah-perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-larangan-Nya sehingga kita digolongkan oleh Allah SWT termasuk dari golongan muttaqien. Ma’asyirol muslimin yang dimuliakan Allah SWT Dalam Surat Ali Imran Ayat 133-134 Allah SWT berfirman وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”. QS. Ali Imran 133. الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ “yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. QS. Ali Imran 134 ayat ini memberikan penjelasan tentang sejumlah ciri-ciri orang-orang yang bertaqwa & penghuni surga diantaranya 1. orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit Termasuk perilaku orang bertakwa adalah berinfaq dalam keadaan bagaimanapun, baik dalam keadaan lapang berkecukupan ataupun dalam keadaan sempit kekurangan. Selalu berusaha untuk dapat membantu orang lain sesuai dengan kemampuan. Dan tidak pernah melalaikan infaq meski terkadang sedang kesulitan. Menurut Rasyid Ridha Al-Manar III, hal. 123-133 Allah memulai gambaran orang bertakwa dengan infaq karena dua hal berikut Pertama; infaq merupakan kebalikan dari riba yang dilarang oleh Allah SWT. Kedua; infaq merupakan sesuatu yang tidak mudah dilakukan karena kecintaan manusia terhadap harta. Oleh karena itu, barangsiapa yang sanggup menginfakkan harta diwaktu lapang dan sempit, jelas menunjukkan sikap kepatuhan, ketundukkan hati, yang merupakan sebuah ketakwaan. Perintah berinfaq pada waktu lapang adalah untuk menghilangkan perasaan sombong, rakus, aniaya, cinta yang berlebihan terhadap harta, dan lain-lain. Sedangkan anjuran berinfaq di waktu sulit adalah untuk merobah sifat manusia yang lebih suka diberi dari pada memberi. Selain itu Dalam Ayat lain dijelaskan Allah akan memberikan pahala bagi orang yang berinfaq secara sembunyi maupun terang-terangan. 274. Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, Maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. QS. Al-Baqarah 274 Ma’asyirol muslimin rahimakumullah… 2. Mampu menahan diri dari marah Salah satu pintu besar yang dilalui dengan leluasa oleh tentara-tentara syaitan adalah MARAH. Sesungguhnya marah itu adalah mabuknya akal. Dan tentara syaitan itu akan menyerang apabila akal itu lemah, manakala manusia itu marah, niscaya syaitan mempermainkannya, sebagaimana anak kecil mempermainkan bola. Ma’asyirol muslimin rohimakumulloh Pada umumnya, bila seseorang yang memperturutkan amarahnya, ia tidak dapat mengendalikan akal fikirannya secara baik, dan ia cenderung melakukan tindakan-tindakan kejam dan jahat. Dan tindakkan tak terpuji yang dilakukan seeorang pada saat marah, akan menimbulkan penyesalan disaat ia sadar. Karena itulah apabila seseorang terpuruk masuk kedalam pengaruh emosi kemarahan, hendaklah ia sekuat mungkin untuk menahan dan mengendalikan amarahnya. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan agar orang yang marah untuk duduk atau berbaring. Beliau Shallallahu alaihi wa sallam bersabda إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ، فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ، وَإِلَّا فَلْيَضْطَجِعْ “Apabila seorang dari kalian marah dalam keadaan berdiri, hendaklah ia duduk; apabila amarah telah pergi darinya, maka itu baik baginya dan jika belum, hendaklah ia berbaring” Abu Dawud Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menjelaskan tentang keutamaan orang yang dapat menahan amarahnya, beliau Shallallahu alaihi wa sallam bersabda مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ دَعَاهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُؤُوْسِ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللهُ مِنَ الْحُوْرِ الْعِيْنِ مَا شَاءَ “Barangsiapa menahan amarah padahal ia mampu melakukannya, pada hari Kiamat Allah akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk, kemudian Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang ia sukai” Abu Dawud, atTirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda لَيْسَ الشَّدِيْدُ باِلصُّرْعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ “Orang yang kuat bukan yang banyak mengalahkan orang dengan kekuatannya. Orang yang kuat hanyalah yang mampu menahan dirinya di saat marah.” HR. Al-Bukhari no. 6114 3. memaafkan orang lain Memaafkan berarti menghapuskan. Jadi seseorang baru dikatakan memaafkan orang lain apabila ia menghapuskan kesalahan orang lain itu, kemudian tidak menghukumnya sekalipun ia mampu melakukannya. Ini adalah perjuangan untuk pengendalian diri yang lebih tinggi dari menahan marah. Karena menahan marah hanya upaya menahan sesuatu yang tersimpan dalam diri, sedangkan memaafkan, menuntut orang untuk menghapus bekas luka hati akibat perbuatan orang. Ini tidak mudah, oleh karena itu pantaslah dianggap perilaku orang bertakwa. Untuk memberikan dorongan kepada manusia agar mau memaafkan, Allah berulang kali memerintahkannya di dalam Al-Quran, antara lain dalam surat Al-Araf 199 199. Jadilah Engkau Pema’af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. Kemudian dalam QS. Al-Hijr 85 85. Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. dan Sesungguhnya saat kiamat itu pasti akan datang, Maka maafkanlah mereka dengan cara yang baik. Dan QS. Asy-Syura 43 43. Tetapi orang yang bersabar dan mema’afkan, Sesungguhnya perbuatan yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diutamakan. Sementara itu Rasulullah SAW juga menjelaskan keuntungan orang-orang yang mau memaafkan kesalahan orang lain, di antaranya Barangsiapa memberi maaf ketika dia mampu membalas, maka Allah akan mengampuninya saat ia kesukaran. Dan Orang yang memaafkan terhadap kezhaliman, karena mengharapkan keridhaan Allah, maka Allah akan menambah kemuliaan kepadanya di hari kiamat Lengkapnya dapat dilihat dalam Muhammad Ahmad al-Hufy, Edisi Indonesia, hal. 272. Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah kita, adalah seseorang yang sangat pemaaf. Aisyiyah r. a. berkata Saya belum pernah melihat Rasulullah SAW membalas karena beliau dianiaya selama hukum Allah tidak dilanggar. Beliau akan memaafkan kesalahan orang lain yang mengenai dirinya, karena itu adalah sifat utama. Demikianlah khutbah yang singkat ini alfaqir sampaikan. Mudah2an kita semua digolongkan oleh Allah SWT termasuk dari golongan muttaqien, بَارَكَ الله لِى وَلَكُمْ فِى الْقُرْأنِ الْكَرِيْم وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَياَتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْم وَتَقَبَّل الله مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ. Penulis Ustadz Deki Irwanda Ritonga Editor Tim Redaksi Ruang Kaji
Oleh Moch. Arief Luqman Hakim Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا أَمَّا بَعْدُ Ma’asyiral muslimin rakhimakumullah, Marilah kita bersyukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpah samudera kenikmatan yang tercurah kepada kita. Teriring sholawat dan keselamatan semoga Allah SWT senantiasa limpahkan kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW. Marilah kita tingkatkan kualitas iman dan takwa kepada Allah SWT, sepanjang waktu dan di setiap tempat. Semoga kelak kita dipanggil Allah SWT dengan iman dan takwa yang terpatri dalam sanubari kita, aamiin. Ma’asyiral muslimin rakhimakumullah, Allah SWT menggariskan bahwa kemuliaan seseorang dihadapan-NYA tidak dilihat seberapa kekayaannya, sebagus apa raut wajahnya atau setinggi apa kekuasaan dan pangkatnya. Tetapi seberapa derajat ketakwaannya kepada Allah SWT, sebagaimana firman Allah يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ Terjemahnya Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. QS. Al – Hujurat ayat 13. Dari ayat diatas jelas dipahami bahwa kemuliaan seseorang tidak dilihat jenis kelaminnya, laki atau perempuan, apa bangsanya serta dari suku apa ia berasal karena semua itu semata-mata atas pemberian Allah. Bukan didapat melalui usaha yang dilakukan manusia. Kemuliaan manusia dihadapan Allah dilihat dari kualitas ketakwaannya kepada Allah yang itu dapat dicapai melalui usaha yang dilakukan manusia. Ma’asyiral muslimin rakhimakumullah, Kata takwa secara bahasa berarti terpeliharanya diri untuk tetap taat melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya. Hamka dalam tafsirnya Al-Azhar, menjelaskan takwa dari kata wiqayah yang berarti memelihara. Yaitu memelihara hubungan baik dengan Allah SWT, jangan sampai terperosok kepada perbuatan yang tidak diridhoi dan memelihara segala perintah-Nya agar dapat dijalankan. Memelihara kaki jangan terperosok ke tempat yang penuh lumpur atau duri. Orang yang bertakwa adalah orang yang selalu berhati-hati menjaga setiap tutur kata dan laku perbuatannya dari setiap hal yang dilarang atau dimurkai Allah. Pada saat yang sama setiap perbuatan yang dilakukan menjadikan Allah ridha kepadanya. Ma’asyiral muslimin rakhimakumullah, Ada beberapa indikator untuk mengukur derajat ketakwaan kita masing-masing, sebagaimana firman Allah وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ Terjemahnya Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, QS. Ali Imran ayat 133 الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ Terjemahnya yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. QS. Ali Imran ayat 134. Ma’asyiral muslimin rakhimakumullah, Menurut ayat diatas, setidaknya ada empat indikator orang bertakwa, yaitu Pertama, orang bertakwa adalah orang yang memiliki jiwa sosial tinggi. Ia suka menafkahkan hartanya, baik ketika sedang berlimpah maupun dalam situasi yang sulit. Tidak menunggu kaya agar dapat berinfaq, dalam situasi yang serba terbatas, bahkan kekurangan sekalipun ia berusaha untuk menyisihkan sebagian riski yang dimiliki untuk dinafkahkan di jalan Allah. Kedua, indikator orang bertakwa adalah memiliki kemampuan untuk menahan diri, mengendalikan hawa nafsu, terutama ketika dalam keadaan marah. Marah adalah salah satu sifat dasar manusia, terutama karena suatu sebab yang mendorongnya untuk marah. Tetapi orang bertakwa mampu menahan diri untuk tidak marah, meskipun ia memiliki sebab untuk marah. Ketiga, tanda orang bertakwa berikutnya adalah mudah memaafkan kesalahan orang lain. Meminta maaf atas kesalahan yang kita perbuat kepada orang lain itu sulit, tapi jauh lebih sulit memaafkan kesalahan orang lain kepada kita. Apalagi kalau orang tersebut tidak pernah merasa bersalah dan meminta maaf kepada kita. Keempat, orang bertakwa adalah orang yang berbuat ihsan, yaitu melakukan kebaikan melebihi apa yang seharusnya diberikan. Misalkan ongkos parkir sepeda motor 2000 rupiah. ihsan berarti berbuat baik dengan memberikan lebih dari seharusnya, yaitu diberikan 4000 rupiah kepada petugas parkirnya. Ma’asyiral muslimin rakhimakumullah, Begitu beratnya menjadi orang bertakwa, Allah SWT menjanjikan keutamaan yang sangat besar, salah satunya sebagaimana firman Allah SWT وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا Terjemahnya …dan barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar QS. At Talaq ayat 2 وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ Terjemahnya Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya QS. At Talaq ayat 3 Dari ayat tersebut, Allah SWT memberikan karunia yang luar biasa bagi orang yang bertakwa, yaitu memberikan jalan keluar dari segala macam persoalan kehidupan. Setiap manusia dalam kehidupannya pasti dihadapkan oleh permasalahan-permasalahan kehidupan. Allah SWT memberikan jaminan apabila yang menghadapi masalah adalah orang yang bertakwa, maka Allah memberikan jalan keluarnya. Termasuk apabila yang dihadapi terkait masalah ekonomi, maka Allah akan memberikannya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka datangnya. Ma’asyiral muslimin rakhimakumullah, Itu adalah balasan Allah bagi orang bertakwa di dunia, sementara dalam kehidupan di akhirat Allah menjanjikan sebagaimana firman-Nya إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَنَهَرٍ فِي مَقْعَدِ صِدْقٍ عِنْدَ مَلِيكٍ مُقْتَدِرٍ Terjemah Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai, di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa. QS. Al – Qamar ayat 54-55 Demikian keutamaan yang akan diperoleh bagi orang-orang yang bertakwa. */sumber
Materi khutbah Jum’at berikut ini membahas tentang ciri-ciri orang yang bertaqwa menurut Al Qur’an Surat Ali Imran Ayat 133-136. Pada ayat tersebut terdapat tiga ciri-ciri orang yang bertaqwa yang kemudian akan mendapat Syurga. KHUTBAH PERTAMA إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ Hadirin ma’asyiral muslimin Rakhimakumullah..Di hari yang penuh berkah ini, marilah kita bersama-sama berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Berusaha dengan segala upaya untuk menjalankan perintah dan menjauhi larangan-larangan Allah SWT. Sebab, dengan taqwa umat manusia dijamin selamat di dunia hingga di akhirat kelak. Ma’asyiral muslimin sidang jum’ah Rakhimakumullah..Pada setiap sholat Jum’at kita senantiasa diingatkan oleh khotib untuk selalu meningkatkan taqwa kepada Allah SWT. Kita selalu dihimbau untuk memegang teguh taqwallah. Namun, pertanyaannya kemudian, kita harus bagaimana agar termasuk orang-orang yang bertaqwa kepada Allah SWT? Untuk menjawab pertanyaan ini, Allah SWT telah berfirman dalam AL Qur’an Surat Ali Imron Ayat 133-136. وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَالَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ أُولَٰئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ Hadirin ma’asyiral muslimin Rakhimakumullah.. Ayat tersebut memberi penjelasan bahwa orang yang selalu minta ampun kepada Allah SWT akan mendapatkan syurga seluas langit dan bumi. Dan semua itu diperuntukkan bagi orang-orang yang bertaqwa yaitu الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ yaitu orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan, Ayat selanjutnya وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzhalimi diri sendiri, segera mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka ma’asyiral muslimin Rakhimakumullah..Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang tergolong bertaqwa adalah orang-orang yang memiliki ciri Pertama, orang-orang yang berinfaq atau menyisihkan sebagian hartanya baik di waktu lapang maupun sempit. Dalam sebuah hadist Riwayat muslim, dari Abu Hurairah dijelaskan bahwa قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَاابْنَ آدَمَ! أَنْفِقْ عَلَيْكَ “Allah Yang Mahasuci lagai Mahatinggi berfirman, Wahai anak Adam!’ berinfaklah, niscaya Aku berinfak memberik rizki kepadamu” Hadist ini memberikan pemahaman kepada kita semua bahwa Allah memerintahkan untuk berinfaq dan Allah pula yang akan mencukupi ma’asyiral muslimin Rakhimakumullah..Orang yang termasuk bertaqwa Kedua yaitu orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain. Dalam hadits Riwayat Abu Dawud, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ دَعَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُءُوسِ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللَّهُ مِنَ الْحُورِ مَا شَاءَ » “Barangsiapa yang menahan kemarahannya padahal dia mampu untuk melampiaskannya maka Allah Ta’ala akan memanggilnya membanggakannya pada hari kiamat di hadapan semua manusia sampai kemudian Allah membiarkannya memilih bidadari bermata jeli yang disukainya” HR Abu Dawud no. 4777, at-Tirmidzi no. 2021, Ibnu Majah no. 4186 dan Ahmad 3/440 Hadirin ma’asyiral muslimin Rakhimakumullah..Ketiga, orang yang termasuk bertaqwa adalah orang-orang yang orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzhalimi diri sendiri, maka orang tersebut segera mengingat Allah. Tak hanya mengingat Allah, tapi mereka segera istighfar kepada Allah SWT dan tidak akan meneruskan perbuatan dosa tersebut. Inilah yang dinamakan dengan taubatan nashuha. Hadirin ma’asyiral muslimin Rakhimakumullah..Demikianlah tiga ciri-ciri orang yang bertaqwa menurut Allah SWT. Mudah-mudahan kita semua tergolong orang-orang yang bertaqwa. Amin.. Amiin.. Ya Robbal Alamiin.. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْانِ الْعَظِيْمِ , وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ , أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله َلِيْ وَلَكُمْ وَلِكَافَةِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ , فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ KHUTBAH KEDUA اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ أَرْشَدَكُمُ اللهُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، أَمَّا بَعْدُ؛ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ, رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَاْرحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُونَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفُ رَّحِيْمٌ، رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ. أَقِيْموُاالصَّلآة
Oleh Moch. Arief Luqman Hakim, Mubaligh Muhammadiyah Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا أَمَّا بَعْدُ Ma’asyiral muslimin rakhimakumullah, Marilah kita bersyukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpah samudera kenikmatan yang tercurah kepada kita. Teriring sholawat dan keselamatan semoga Allah SWT senantiasa limpahkan kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW. Marilah kita tingkatkan kualitas iman dan takwa kepada Allah SWT, sepanjang waktu dan di setiap tempat. Semoga kelak kita dipanggil Allah SWT dengan iman dan takwa yang terpatri dalam sanubari kita, aamiin. sumber Suara MuhammadiyahBACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
khutbah jumat ciri orang bertaqwa